Kamis, Mei 15, 2025
No menu items!
spot_img
BerandaOPINIPlanning Pemprov Bali Mengurai Kemacetan

Planning Pemprov Bali Mengurai Kemacetan

Oleh : Syahrial

Kemacetan sudah menjadi issue yang melelahkan hingga harus menguras pikiran kepala daerah diberbagai kota-kota besar seperti halnya Jakarta dan Surabaya. Berbagai persoalan akan muncul terus menerus terutama saat di lapangan entah itu terganggunya lingkungan, emosional maupun melemahkan stamina tubuh pengendara.

Beberapa hari ini pemerintah Provinsi Bali telah merespon kemacetan yang terjadi di pulau dewata, khususnya Denpasar dan Badung dengan merancang skenario perubahan arus kendaraan dan perubahan aktivitas jam sekolah dengan jam kantor pegawai. Jam sekolah mulai 07.00 Wita pagi dan jam pegawai 08.00-16.00 Wita, pengaturan ini direncanakan agar tidak bertabrakan dengan jam pegawai.

Pak Gubernur semestinya tau bahwa ada wali murid berangkat kerja sambil mengantarkan anaknya itu tidak hanya satu dua orang. Kemudian jarak tempuh pekerjaan itu menjadi perhitungan juga bagi para pekerja dari luar daerah baik yang berkendaraan sepeda motor maupun mobil. Semisal dari Klungkung kerja di Denpasar, dari Gianyar kerja ke Badung, dari Tabanan kerja di Badung, dan seterusnya.

Pegawai ASN yang dibawah aturan pemprov Bali bisa saja diatur sedangkan pegawai swasta yang lebih banyak karyawannya ya ini juga harus dipikirkan lagi karena tidak mungkin jam mereka diatur oleh pak Gubernur, apalagi mereka yang punya jam kerja terbagi dua shift pagi dan sore terlebih yang tiga shift, pagi, sore, dan malam seperti halnya hotel dan villa.

Kembali lagi pemprov Bali juga punya rencana akan membangun infrastruktur jalan dengan menganggarkan dana 5 triliun diseluruh Bali diantaranya pembangunan jalan seperti underpass di beberapa titik seperti jalan Ahmad Yani, jalan Tohpati, simpang Akasia, simpang Padang Galak. Kemudian jalan baru dari Sunset Road menuju jalan Mahendradatta, jalan Gatsu Barat menuju Canggu. Ada juga pembangunan gedung parkir dan jalan shuttle dari parkir Sanur menuju akses pelabuhan.

Parkir Sembarangan dan Meningkatnya Volume Kendaraan

Lantas upaya untuk mengurai kemacetan dari sisi parkir sembarangan di badan jalan, ini juga harus ditegakan agar bisa membantu mengurangi padatnya pergerakan kendaraan bisa dengan fi derek oleh dishub atau pengempesan ban. Tidak sedikit para pemilik kendaraan khususnya mobil minus lahan parkir sehingga mereka memarkir kendaraannya dibadan jalan, apalagi kalau jalannya satu arah, semisal area Denpasar di jalan merapi, jalan werkudara, jalan Ahmad Yani Selatan, jalan Sutomo.

Pemilik kendaraan pribadi dari tahun ketahun pastinya terus bertambah seiring inovasi dan kreasi kendaraan baru baik sepeda motor maupun mobil yang terus merayu untuk dinikmati dengan segala kelebihannya. Kredit motor dan mobil yang sangat memudahkan dari DP 0 % dan cicilan yang memudahkan dengan durasi waktunya. Apakah pengaturan kepemilikan kendaraan ini bisa diatur? Jangan hanya diperberat dengan tambahan biaya pajak yang disebut progresif.

Ada beberapa hal yang telah dilakukan untuk mengurai kemacetan diantaranya menggunakan transportasi umum, seperti bus tayo Trans Metro Dewata (TMD) yang sempat istirahat beberapa bulan sudah mulai operasional lagi. Menggunakan teknologi arus lalu lintas melalui CCTV untuk memantau pergerakan laju kendaraan, sistem komunikasi terintegrasi untuk mengkoodinir pengaturan lalu lintas. Sedangkan perencanaan lebih awal untuk schedule dan berangkat lebih awal adalah pilihan yang kembali kepada pribadi masing-masing seseorang.

Kemacetan lalu lintas di Bali sudah menjadi perhatian yang sangat serius terutama area Denpasar, Badung, Ginyar dan Tabanan pada jam sibuk, terutama di tempat-tempat tujuan wisata. Kemacetan ini disebabkan oleh jalan yang sempit, peningkatan jumlah perjalanan lokal dan wisatawan, volume lalu lintas meningkat secara signifikan selama jam sibuk terutama jam kerja baik pagi maupun sore.

Sekitar tahun 2013 saya pulang ke Bekasi turun dari stasiun kereta di Jakarta, ketemu dengan seorang pemuda dari Bekasi yang kerja di Jakarta, dia tanya “abang dari mana,” saya bilang “datang dari Bali” “wah kali di sana ga macet ya.” Saya hanya tersenyum. Lalu dia bilang lagi “kalau di Jakarta mah umur habis dijalan bang karena macet.”

RELATED ARTICLES
  1. Kemacetan memang menjadi masalah serius yang membutuhkan solusi komprehensif. Upaya pemerintah Bali dengan mengatur jam sekolah dan jam kerja patut diapresiasi, namun perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap wali murid dan pekerja dari luar daerah. Pembangunan infrastruktur seperti underpass dan jalan baru juga merupakan langkah positif untuk mengurangi kemacetan. Namun, bagaimana dengan pengaturan parkir sembarangan yang sering kali menjadi penyebab utama kemacetan?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments