Kamis, Mei 15, 2025
No menu items!
spot_img
BerandaBERITATradisi "Naik Dulang" Perekat Silaturahmi Di Hari Yang Fitri

Tradisi “Naik Dulang” Perekat Silaturahmi Di Hari Yang Fitri

Penulis; Angger Bayu Pamungkas

IdulFitri merupakan hari perayaan yang sangat dinantikan oleh setiap umat Islam di seluruh belahan dunia yang menjadi pertanda bahwa bulan Ramadhan telah usai. IdulFitri yang bermakna “Kembali Suci” di artikan sebagai hari dimana umat Islam membersihkan jiwa dan raganya dari hal-hal bersifat buruk yang telah di lakukan sebelum menjalani ibadah puasa maupun sesudahnya.

Di Indonesia jumlah populasi umat Islam mencapai angka 244.712.757 jiwa dari total populasi 281.279.031 jiwa. Dengan banyaknya populasi tersebut, beragam pula cara merayakan IdulFitri di tiap daerah di penjuru negeri ini. Salah satu contohnya di Kampung Bangras yang berada di bagian timur Provinsi Bali tepat nya di Kabupaten Karangasem yang sebagian besar masyarakat nya beragama muslim dan berasal dari Lombok, memiliki satu tradisi unik untuk merayakan IdulFitri yang dinamai dengan tradisi Naik Dulang.

Asal Usul Dan Makna Tradisi Naik Dulang

Asal usul tentang tradisi Naik Dulang ini saya dapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa tokoh di kampung tersebut, salah satunya bernama Bapak Ismail. Beliau menjelaskan bahwa Naik Dulang ini adalah tradisi masyarakat Lombok yang dibawa oleh para orang tua dulu ke Kampung Bangras dan turun temurun di teruskan oleh generasi setelahnya agar tetap ada dan eksis sampai sekarang.
“Sebenarnya Naik Dulang ini sudah menjadi kebiasaan orang-orang tua kita dulu yang berasal dari Lombok dan dibawa kesini. Sekarang kita hanya meneruskan kebiasaan ini supaya tetap ada” ujarnya.

Kepala Lingkungan Kampung Bangras Bapak Sumarno juga menambahkan informasi lainnya terkait tradisi unik ini. Beliau mengatakan tradisi Naik Dulang adalah kegiatan dimana setiap warga membawa makanan dari rumah masing-masing dan di santap bersama-sama di dalam masjid seusai melaksanakan solat IdulFitri yang memiliki makna untuk mempererat silaturahmi antar sesama warga.
“Naik Dulang biasanya dilakukan dengan membawa makanan dari rumah masing-masing dan di santap bersama-sama dengan yang lainnya di dalam masjid setelah selesai melaksanakan solat Id untuk mempererat silaturahmi antar sesama warga Kampung Bangras” terangnya selaku kepala lingkungan.

Dengan kata lain, tradisi Naik Dulang merupakan momen perekat silaturahmi antar orang tua dan anak muda, berkumpul menjadi satu di dalam masjid dengan menyantap makanan secara bersama-sama sebagai ungkapan rasa syukur yang hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun.

Nilai-Nilai Moral Yang Terkandung Pada Tradisi Naik Dulang

Beberapa nilai yang bisa kita ambil pada tradisi Naik Dulang yang dilakukan oleh warga Kampung Bangras antara lain:

  1. Pentingnya menjaga dan merawat tradisi sebagai bentuk kecintaan pada kearifan lokal negeri kita.
  2. Silaturahmi harus terus terjalin kepada sesama.
  3. Berbagi merupakan bentuk rasa syukur atas pemberian Tuhan yang diberikan kepada kita.

Semoga tradisi unik semacam ini tak hilang di telan zaman agar anak cucu kita nanti tahu bahwa Indonesia kaya akan tradisi yang harus dilestarikan dan dibanggakan keberadaannya.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments